BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan merupakan salah satu komponen penting
yang berpengaruh terhadap perkembangan dan pembangunan suatu bangsa. Pendidikan
juga merupakan agen perubahan, agen sosial kontrol dan pembaharuan. Zaman yang semakin berkembang dan
maju menuntut perubahan
– perubahan pada sistem pendidikan. Kualitas dari
sistem pendidikan yang di terapkan di Indonesia akan mempengaruhi kemajuan dari bangsa itu sendiri, karena dengan
pendidikan yang berkualitas maka mutu luaran pendidikannya pun akan
berkualitas. Sistem pendidikan di Indonesia yang telah di rancang sedemikian
rupa demi terciptanya pendidikan yang berkualitas harusnya di dukung pula oleh
komponen – komponen penting yang ada di
dalamnya, yang memang sangat berpengaruh terhadap berjalan atau tidaknya sistem
pendidikan tersebut, diantaranya pendidik (guru, dosen), peserta didik, sarana
dan prasarana, dan lain – lain.
Berbicara tentang komponen pendidikan seperti
pendidik, peserta didik, sarana dan prasarana dan hal – hal lainnya
mengingatkan kita bahwa komponen tersebut merupakan faktor yang sangat
berpengaruh sekali terhadap berjalan atau tidaknya, maju atau tidaknya suatu
pendidikan. Misalkan saja pendidik (guru)perananya sangat penting sekali karena
guru menentukan proses pembelajaran di suatu sekolah, pendidik (siswa) juga
merupakan faktor penting karena siswa tersebutlah yang nantinya akan menjadi subjek
dari pendidikan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Ngalim Purwanto (1986 : 106)
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan diantaranya kematangan, intelejensi
(kecerdasan), latihan dan ulangan, motivasi,
sifat-sifat pribadi seseorang, keadaan keluarga, guru dan cara mengajar, alat-alat pelajaran,motivasi sosial dan
lingkungan.
Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa peran guru, motivasi peserta didik, dan bagaimana proses
belajar mengajar itu terjadi merupakan hal yang penting dan perlu di perhatikan
demi tercapainya tujuan pendidikan. Lalu apakah saat ini baik guru, peserta
didik maupun proses belajar mengajar sudah berjalan sesuia dengan peranannya?
Pertanyaan tersebut rasanya panjang untuk di jawab,
hal kecil yang mungkin mampu menjawab sedikit dari pertanyaan tersebut adalah
dengan melihat apakah peserta didik memiliki motivasi untuk belajar yang tinggi
sehingga ia mampu bersaing dan menjadi peserta didik yang berkualitas yang
memang itu merupakan salah satu tujuan dari sistem pendidikan yang saat ini
diterapkan. Menurut Gray (Winardi, 2002) motivasi merupakan sejumlah proses,
yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan
timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan-
kegiatan tertentu. Sedangkan menurut Morgan (dalam Soemanto, 1987) mengemukakan
bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek
dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku
(motivating states), tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut
(motivated behavior), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut (goals or ends
of such behavior). McDonald (dalam Soemanto, 1987) mendefinisikan motivasi
sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan
efektif dan reaksi- reaksi mencapai tujuan. Menurut pengamatan Hilgard dan
Russell dalam buku Psikologi Pendidikan , ternyata tidak ada obat yang mujarab
untuk menyembuhkan segala “penyakit mental” yang didapati pada anak-anak yang
berada dalam lingkungan sekolah yang tidak cocok bagi mereka. Apabila terdapat
kesimpulan penelitian yang kiranya membantu guru, ternyata kemudian tidak
diketahui tentang prosedur yang pasti untuk memotivasi semua murid pada asetiap
saat (Wasty Soemanto, 1990: 189). Menciptakan
motivasi belajar siswa meruapakan hal kecil namun cukup sulit dilakukan, karena
saat ini siswa lebih senang saat ia tidak sedang berada di lingkungan formal
pendidikan seperti di Sekolah, berada dalam ruangan dan melakukan proses
pembelajaran, ataupun hal – hal lainnya yang memang berkaitan dengan sekolahnya.
Siswa lebih senang berada di luar, bermain, atau melakukan hal – hal lain yang
menurut mereka menyenangkan.
Bagaimana menciptakan motivasi siswa untuk senang
belajar dan nyaman melakukan pembelajaran di sekolah merupakan permasalahan
yang umum namun sampai saat ini masih dicari solusinya. Contoh permasalahan
kecil namun sangat berpengaruh dalam menciptakan motivasi belajar siswa di
sekolah adalah pelajaran dan metode pengajaran yang monoton yang di terapkan
yang membuat mereka merasa bingung, malas, bahkan tidak nyaman melakukan proses
pembelajaran.
Salah satu contohnya, pelajaran matematika,
pelajaran matematika merupakan pelajaran pokok yang memang akan siswa temui
dimanapun, baik SD, SMP, SMA, SMK bahkan sampai Perguruan Tinggi, tidak di
pungkiri pelajaran matematika ini merupakan salah satu faktor penyebab tidak
adanya atau kurangnya motivasi belajar siswa dalam melakukan proses
pembelajaran di sekolah. Menurut Israni Hardini (2011: 159)
Matematika
merupakan ilmu yang Universal yang mendasari perkembangan teknologi modern,
mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya fikir
manusia. Namun mmatematika dimata siswa saat ini seperti menjadi momok yang
menakutkan. Kebanyakan siswa berfikir bahwa pelajaran matematika itu sulit,
memusingkan yang pada akhirnya mereka pun malas untuk belajar, yang terjadi
adalah siswa justru mengantuk saat pelajarannya, jenuh bahkan tidak
memperhatikan guru yang sedang menyampaikan materi karena menurut mereka
memperhatikan atau tidak sama saja, mereka sulit untuk memahaminya.
Pelajaran matematika bagi siswa merupakan pelajaran
yang sulit tidak hanya di SMA Negeri 1 Garawangi yang akan di jadikan sebagai
tempat penelitian bahkan di sekolah-sekolah lain pun siswa beranggapan sama. Menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan, nyaman dan di senangi siswa menjadi tugas tersendiri bagi
pendidik (guru) untuk dapat menciptakan motivasi belajar siswa.
Menciptakan motivasi belajar pada siswa dapat dilakukan dengan melakukan
metode pembelajaran yang memang dapat memudahkan siswa dalam melakukan
pembelajaran, selain itu siswa juga dapat merasa nyaman mengikuti pembelajaran
karena mereka merasa tidak mengalami kesulitan dan akhirnya motivasi belajar
siswa kemudian dapat di tingkatkan dan kemudian berpengaruh pula pada hasil
belajar yang baik. Banyak metode pembelajaran yang sudah ada yang dapat
membantu proses pembelajaran terutama pelajaran matematika, salah satu
diantaranya adalah metode pembelajaran probelm solving atau pemecahan masalah.
Metode pembelajaran pemecahan masalah merupakan salah satu dari banyak metode
yang mungkin bisa di terapkan untuk dapat membantu berlangsungnya proses
pembelajaran. Namun apakah metode problem solving ini bisa di terapkan pada
pelajaran matematika sebagai efektivitas dalam meningkatkan motivasi belajar dan hasil
belajar matematika?
Berdasarkan permasalahan yang sering dialami guru
saat berada di kelas dan memberikan materi matematika biasanya siswa merasa
bosan, jenuh, mengantuk , pusing, kesulitan menyerap dan memahami materi. Hal
tersebut kemudian mematikan semangat siswa untuk belajar. Dari hal tersebut
metode pembelajaran problem solving ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi
belajar siswa terhadap pelajaran matematika, karena melalui metode problem
solving ini akan di tawarkan berbagai solusi yang dapat membantu memecahkan
masalah – masalah yang dialami siswa tersebut. Melalui berbagai tahapan –
tahapan dalam metode problem solving ini seperti menganalisis dahulu
permasalahan siswa dalam memahami materi, kemudian mengumpulkan hal-hal yang
bisa menudukung dalam pemecahan masalah tersebut sampai akhirnya dapat
menemukan solusinya. Melalui tahapan-tahapan yang di mulai dari hal terkecil
sampai menemukan solusinya yang merupakan metode pembelajaran solving ini di
harapkan akan membantu siswa untuk memecahkan masalah-masalah yang mereka
hadapi dalam belajar dan meningkatkan motivasi belajar siswa tersebut kemudian
akan meningkatkan hasil belajarnya.
Materi pelajaran matematika sangat banyak sekali,
namun penerapan metode problem solving ini di tujukan untuk memecahkan
permasalahan – permasalahan pada pelajaran matematika yang memang dianggap sulit,
cukup menantang dan menguji kreatifitas kita. Salah satu materi pelajaran
matematika yang memang tingkatannya cukup sulit adalah materi-materi yang siswa
pelajari saat SMA terutama saat duduk di kelas XI. Oleh karena itu peran guru
sangat di butuhkan untuk melakukan tindakan pada kelas tersebut untuk
menciptakan semangat belajar siswa lagi. Salah satu pelajaran matematika yang
dianggap cukup sulit pada kelas XI
adalah mengenai peluang. Hal ini juga dialami oleh siswa di sekolah SMA 1
Garawangi Kabupaten Kuningan, dari hasil pengamatan guru matematika mengalami
kesulitan dalam mengajarkan materi peluang ini karena selain antusias dari
siswanya yang kurang, siswa juga sulit memahami dan menyerap materi yang di
sampaikan, jangankan untuk mengembangkan materi tersebut untuk menyampaikan
materi initinya saja, siswa sulit menerimanya. Sehingga dari hal tersebut
timbulah ide untuk menerapkan metode pembelajaran problem solving ini unuk
meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga siswa dapat menerima materi
dengan baik. Berdasarkan hal tesebut
maka guru dapat mencoba untuk melakukan tindakan untuk menerapkan proses
pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving, karena materi peluang
juga dirasa cukup menantang, dan dapat menguji kreatifitas dalam pemecahan
masalahnya. Dengan menerapkan metode problem solving ini guru diharapkan akan
mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa pun dapat di
tingkatkan.
Penerapan metode problem solving ini kemudian akan
menjadi suatu tindakan yang dapat dilakukan dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa terhadap pelajaran matematika pada pokok bahasan peluang kelas XI di SMA
1 Garawangi Kuningan. Penelitian
tindakan kelas ini kemudian diberi judul “PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL
BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING PADA POKOK BAHASAN
PELUANG SISWA KELAS XI SMA 1 GARAWANGI KUNINGAN”.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Identifikasi
Masalah
a.
Wilayah
Penelitian
Wilayah penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti ini berupa Penelitian Tindakan Kelas.
b.
Pendekatan
Penelitian
Pendekatan penelitian
ini dilakukan melalui pendekatan secara kualitatif dan kuantitatif
c.
Jenis
masalah
Jenis masalah dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Siswa
umumnya mengalami kesulitan dalam memahami materi terutama pada mata pelajaran
matematika.
2. Adanya
kejenuhan pada siswa pada saat pembelajaran yang menyebabkan mereka tidak
bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran.
3. Kurangnya
motivasi siswa saat belajar matematika yang menyebabkan prestasi belajarnya pun
akhirnya menurun.
d.
Pembatasan
Masalah
Pembatasan masalah
dalam proposal ini adalah:
1. Proses
pembelajaran pada pelajaran matematika pada pokok bahasan peluang dengan metode
pembelajaran problem solving (pemecahan masalah)
2. Subjek
penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri
1 Jalaksana.
3. Motivasi
belajar siswa, atau motivasi disini merupakan bagaimana sikap , tanggapan dan
perubahan yang terjadi pada siswa pada mata pelajaran matematika.
4. Proses
pembelajaran problem solving (pemecahan masalah) yang dapat membantu siswa
dalam memahami mata pelajaran matematika.
e.
Pertanyaan
Penelitian :
1. Apakah
dengan penerapan metode pembelajaran problem solving pada pokok bahasan peluang
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran matematika?
2. Apakah
model pembelajaran problem solving dapat membantu siswa memepermudah memahami
pelajaran matematika terutama pada pokok bahasan peluang?
3. Apakah
metode problem solving ini evektif untyk di terapkan pada palajaran matematika
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran matematika?
C.
Tindakan
yang akan dilakukan
Tindakan yang akan dilakukan,
berdasarkan permasalahan yang sedang dialami dan di kaji saat ini adalah
menerapkan metode pemecahaan masalah (problem solving) terhadap proses
pembelajaran matematika terutama pada pokok bahasan peluang.
Sebagai implementasi dari penerapan
metode tersebut akan dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas yang akan
dilakukan oleh guru matematika yang bersangkutan, yang akan di bantu oleh
peneliti dengan cara ikut mengamati proses pembelajaran yang berlangsung saat
diterapkannya metode pemecahan masalah ini.
D.
Hipotesis
Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah
di kemukakan maka penulis merumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini
adalah :
“ penggunaan metode pembelajaran problem
solving dapat menjadikan pembelajaran matematika lebih efektif selain itu
probem solving ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa”.
E.
Tujuan
dan Manfaat Penelitian
Tujuan
dari penelitian ini adalah :
1. Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah
untuk meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar siswa pada pelajaran
matematika.
2. Meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar siswa terhadap pelajaran matematika dengan di
terapkannya metode pembelajaran dengan pemecahan masalah (problem solving.
3. Mengetahui
pengajaran yang efektif untuk mengajarkan materi peluang pada siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Garawangi.
Manfaat dari penelitian
yang dilakukan adalah :
1.
Bagi
sekolah
a. Hasil
dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan bantuan kepada sekolah dalam
memperbaiki sistem pembelajaran disekolah.
b. Diperoleh
panduan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan problem solving yang selanjutnya
diharapkan dapat di pakai untuk pelajaran-pelajaran lain baik di SMA Negeri 1
Garawangi atau di SMP- SMP lainnya.
2.
Bagi
Guru
a. Dengan
adanya penelitian tindakan kelas ini guru dapat mengetahui tindakan apa yang
harus dilakukan baik itu dengan merubah metode pembelajarn maupun merubah
strategi belajar demi perbaikan prestasi belajar siswa dan tujuan yang hendak
di capai dapat tercapai.
b. Sebagai
bahan untuk evaluasi guru terhadap metode-metode pembelajaran yang dipakai
dalam proses belajar mengajar.
c. Untuk
melatih guru melakukan penelitian – penelitian tindakan kelas yang dapat
dilakukan untuk perbaikan proses pembelajaran maupun prestasi belajara dari
siswanya.
d. Membantu
mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran dan membuat siswa faham
tentang apa yang di ajarkan dengan penggunaan metode pembelajaran problem
solving.
3.
Bagi
Siswa
a. Sebagai
salah satu cara dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
b. Dengan
motivasi belajar yang tinggi maka akan meningkatkan kemampuan dan prestasi
belajar siswa.
c. Mempermudah
siswa dalam memahami dam memecahkan masalah dalam pelajaran matematika.
d. Menghilanggkan
pencintraan bahwa matematika itu sulit dan menjenuhkan, justru setelah
penerapan metode problem solving ini matematika ini menjadi mudah dipahami.
F.
Ruang
Lingkup Penelitian
Pada
penelitian tindakan kelas ini agar penelitian dapat lebih terfokus maka ruang
lingkup dalam penelitiannya akan di jelaskan sebagai berikut:
1. Penelitian
ini berbentuk penelitian tindakan kelas yang akan lebih di fokuskan pada proses
pembelajaran di kelas.
2. Penggunaan
metode pembelajaran dengan metode problem solving menjadi fokus penelitian.
3. Subjek
dari penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Garawangi kabupaten
Kuningan
4. Pokok
bahasan yang akan menjadi bahan penelitian untuk menerapkan metode problem
solving ini adalah pokok bahasan peluang, hal tersebut dikarenakan pada pokok
bahasan peluang banyak anak yang mengalami kesulitan untuk memahaminya.
5. Motivasi
dan hasil belajar siswa menjadi hal yang akan di jadikan pengukuran terhadap penelitian tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar