Pages

Kamis, 31 Juli 2014

Makalah PTK


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang berpengaruh terhadap perkembangan dan pembangunan suatu bangsa. Pendidikan juga merupakan agen perubahan, agen sosial kontrol dan  pembaharuan. Zaman yang semakin berkembang dan maju menuntut perubahan 
– perubahan pada sistem pendidikan. Kualitas dari sistem pendidikan yang di terapkan di Indonesia akan mempengaruhi kemajuan  dari bangsa itu sendiri, karena dengan pendidikan yang berkualitas maka mutu luaran pendidikannya pun akan berkualitas. Sistem pendidikan di Indonesia yang telah di rancang sedemikian rupa demi terciptanya pendidikan yang berkualitas harusnya di dukung pula oleh komponen – komponen  penting yang ada di dalamnya, yang memang sangat berpengaruh terhadap berjalan atau tidaknya sistem pendidikan tersebut, diantaranya pendidik (guru, dosen), peserta didik, sarana dan prasarana, dan lain – lain.
Berbicara tentang komponen pendidikan seperti pendidik, peserta didik, sarana dan prasarana dan hal – hal lainnya mengingatkan kita bahwa komponen tersebut merupakan faktor yang sangat berpengaruh sekali terhadap berjalan atau tidaknya, maju atau tidaknya suatu pendidikan. Misalkan saja pendidik (guru)perananya sangat penting sekali karena guru menentukan proses pembelajaran di suatu sekolah, pendidik (siswa) juga merupakan faktor penting karena siswa tersebutlah yang nantinya akan menjadi subjek dari pendidikan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Ngalim Purwanto (1986 : 106) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan diantaranya kematangan, intelejensi (kecerdasan), latihan dan ulangan, motivasi, sifat-sifat pribadi seseorang, keadaan keluarga, guru dan cara mengajar, alat-alat pelajaran,motivasi sosial dan lingkungan.
Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa peran guru, motivasi peserta didik, dan bagaimana proses belajar mengajar itu terjadi merupakan hal yang penting dan perlu di perhatikan demi tercapainya tujuan pendidikan. Lalu apakah saat ini baik guru, peserta didik maupun proses belajar mengajar sudah berjalan sesuia dengan peranannya?
Pertanyaan tersebut rasanya panjang untuk di jawab, hal kecil yang mungkin mampu menjawab sedikit dari pertanyaan tersebut adalah dengan melihat apakah peserta didik memiliki motivasi untuk belajar yang tinggi sehingga ia mampu bersaing dan menjadi peserta didik yang berkualitas yang memang itu merupakan salah satu tujuan dari sistem pendidikan yang saat ini diterapkan. Menurut Gray (Winardi, 2002) motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu. Sedangkan menurut Morgan (dalam Soemanto, 1987) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut (goals or ends of such behavior). McDonald (dalam Soemanto, 1987) mendefinisikan motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi mencapai tujuan. Menurut pengamatan Hilgard dan Russell dalam buku Psikologi Pendidikan , ternyata tidak ada obat yang mujarab untuk menyembuhkan segala “penyakit mental” yang didapati pada anak-anak yang berada dalam lingkungan sekolah yang tidak cocok bagi mereka. Apabila terdapat kesimpulan penelitian yang kiranya membantu guru, ternyata kemudian tidak diketahui tentang prosedur yang pasti untuk memotivasi semua murid pada asetiap saat (Wasty Soemanto, 1990: 189).  Menciptakan motivasi belajar siswa meruapakan hal kecil namun cukup sulit dilakukan, karena saat ini siswa lebih senang saat ia tidak sedang berada di lingkungan formal pendidikan seperti di Sekolah, berada dalam ruangan dan melakukan proses pembelajaran, ataupun hal – hal lainnya yang memang berkaitan dengan sekolahnya. Siswa lebih senang berada di luar, bermain, atau melakukan hal – hal lain yang menurut mereka menyenangkan.
Bagaimana menciptakan motivasi siswa untuk senang belajar dan nyaman melakukan pembelajaran di sekolah merupakan permasalahan yang umum namun sampai saat ini masih dicari solusinya. Contoh permasalahan kecil namun sangat berpengaruh dalam menciptakan motivasi belajar siswa di sekolah adalah pelajaran dan metode pengajaran yang monoton yang di terapkan yang membuat mereka merasa bingung, malas, bahkan tidak nyaman melakukan proses pembelajaran.
Salah satu contohnya, pelajaran matematika, pelajaran matematika merupakan pelajaran pokok yang memang akan siswa temui dimanapun, baik SD, SMP, SMA, SMK bahkan sampai Perguruan Tinggi, tidak di pungkiri pelajaran matematika ini merupakan salah satu faktor penyebab tidak adanya atau kurangnya motivasi belajar siswa dalam melakukan proses pembelajaran di sekolah. Menurut Israni Hardini (2011: 159)
 Matematika merupakan ilmu yang Universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya fikir manusia. Namun mmatematika dimata siswa saat ini seperti menjadi momok yang menakutkan. Kebanyakan siswa berfikir bahwa pelajaran matematika itu sulit, memusingkan yang pada akhirnya mereka pun malas untuk belajar, yang terjadi adalah siswa justru mengantuk saat pelajarannya, jenuh bahkan tidak memperhatikan guru yang sedang menyampaikan materi karena menurut mereka memperhatikan atau tidak sama saja, mereka sulit untuk memahaminya.
Pelajaran matematika bagi siswa merupakan pelajaran yang sulit tidak hanya di SMA Negeri 1 Garawangi yang akan di jadikan sebagai tempat penelitian bahkan di sekolah-sekolah lain pun siswa beranggapan sama.  Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, nyaman dan di senangi siswa menjadi tugas tersendiri bagi pendidik (guru) untuk dapat menciptakan motivasi belajar siswa.
Menciptakan motivasi belajar  pada siswa dapat dilakukan dengan melakukan metode pembelajaran yang memang dapat memudahkan siswa dalam melakukan pembelajaran, selain itu siswa juga dapat merasa nyaman mengikuti pembelajaran karena mereka merasa tidak mengalami kesulitan dan akhirnya motivasi belajar siswa kemudian dapat di tingkatkan dan kemudian berpengaruh pula pada hasil belajar yang baik. Banyak metode pembelajaran yang sudah ada yang dapat membantu proses pembelajaran terutama pelajaran matematika, salah satu diantaranya adalah metode pembelajaran probelm solving atau pemecahan masalah. Metode pembelajaran pemecahan masalah merupakan salah satu dari banyak metode yang mungkin bisa di terapkan untuk dapat membantu berlangsungnya proses pembelajaran. Namun apakah metode problem solving ini bisa di terapkan pada pelajaran matematika sebagai efektivitas dalam  meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar matematika?
Berdasarkan permasalahan yang sering dialami guru saat berada di kelas dan memberikan materi matematika biasanya siswa merasa bosan, jenuh, mengantuk , pusing, kesulitan menyerap dan memahami materi. Hal tersebut kemudian mematikan semangat siswa untuk belajar. Dari hal tersebut metode pembelajaran problem solving ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran matematika, karena melalui metode problem solving ini akan di tawarkan berbagai solusi yang dapat membantu memecahkan masalah – masalah yang dialami siswa tersebut. Melalui berbagai tahapan – tahapan dalam metode problem solving ini seperti menganalisis dahulu permasalahan siswa dalam memahami materi, kemudian mengumpulkan hal-hal yang bisa menudukung dalam pemecahan masalah tersebut sampai akhirnya dapat menemukan solusinya. Melalui tahapan-tahapan yang di mulai dari hal terkecil sampai menemukan solusinya yang merupakan metode pembelajaran solving ini di harapkan akan membantu siswa untuk memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi dalam belajar dan meningkatkan motivasi belajar siswa tersebut kemudian akan meningkatkan hasil belajarnya.
Materi pelajaran matematika sangat banyak sekali, namun penerapan metode problem solving ini di tujukan untuk memecahkan permasalahan – permasalahan pada pelajaran matematika yang memang dianggap sulit, cukup menantang dan menguji kreatifitas kita. Salah satu materi pelajaran matematika yang memang tingkatannya cukup sulit adalah materi-materi yang siswa pelajari saat SMA terutama saat duduk di kelas XI. Oleh karena itu peran guru sangat di butuhkan untuk melakukan tindakan pada kelas tersebut untuk menciptakan semangat belajar siswa lagi. Salah satu pelajaran matematika yang dianggap cukup sulit pada  kelas XI adalah mengenai peluang. Hal ini juga dialami oleh siswa di sekolah SMA 1 Garawangi Kabupaten Kuningan, dari hasil pengamatan guru matematika mengalami kesulitan dalam mengajarkan materi peluang ini karena selain antusias dari siswanya yang kurang, siswa juga sulit memahami dan menyerap materi yang di sampaikan, jangankan untuk mengembangkan materi tersebut untuk menyampaikan materi initinya saja, siswa sulit menerimanya. Sehingga dari hal tersebut timbulah ide untuk menerapkan metode pembelajaran problem solving ini unuk meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga siswa dapat menerima materi dengan baik.  Berdasarkan hal tesebut maka guru dapat mencoba untuk melakukan tindakan untuk menerapkan proses pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving, karena materi peluang juga dirasa cukup menantang, dan dapat menguji kreatifitas dalam pemecahan masalahnya. Dengan menerapkan metode problem solving ini guru diharapkan akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa pun dapat di tingkatkan.
Penerapan metode problem solving ini kemudian akan menjadi suatu tindakan yang dapat dilakukan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran matematika pada pokok bahasan peluang kelas XI di SMA 1 Garawangi  Kuningan. Penelitian tindakan kelas ini kemudian diberi judul “PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING PADA POKOK BAHASAN PELUANG SISWA KELAS XI SMA 1 GARAWANGI KUNINGAN”.
B.     Rumusan Masalah
1.      Identifikasi Masalah
a.      Wilayah Penelitian
Wilayah penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ini berupa Penelitian Tindakan Kelas.
b.      Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini dilakukan melalui pendekatan secara kualitatif dan kuantitatif
c.       Jenis masalah
Jenis masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1.      Siswa umumnya mengalami kesulitan dalam memahami materi terutama pada mata pelajaran matematika.
2.      Adanya kejenuhan pada siswa pada saat pembelajaran yang menyebabkan mereka tidak bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran.
3.      Kurangnya motivasi siswa saat belajar matematika yang menyebabkan prestasi belajarnya pun akhirnya menurun.
d.      Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam proposal ini adalah:
1.      Proses pembelajaran pada pelajaran matematika pada pokok bahasan peluang dengan metode pembelajaran problem solving (pemecahan masalah)
2.      Subjek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Jalaksana.
3.      Motivasi belajar siswa, atau motivasi disini merupakan bagaimana sikap , tanggapan dan perubahan yang terjadi pada siswa pada mata pelajaran matematika.
4.      Proses pembelajaran problem solving (pemecahan masalah) yang dapat membantu siswa dalam memahami mata pelajaran matematika.
e.       Pertanyaan Penelitian :
1.      Apakah dengan penerapan metode pembelajaran problem solving pada pokok bahasan peluang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran matematika?
2.      Apakah model pembelajaran problem solving dapat membantu siswa memepermudah memahami pelajaran matematika terutama pada pokok bahasan peluang?
3.      Apakah metode problem solving ini evektif untyk di terapkan pada palajaran matematika untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran matematika?
C.    Tindakan yang akan dilakukan
Tindakan yang akan dilakukan, berdasarkan permasalahan yang sedang dialami dan di kaji saat ini adalah menerapkan metode pemecahaan masalah (problem solving) terhadap proses pembelajaran matematika terutama pada pokok bahasan peluang.
Sebagai implementasi dari penerapan metode tersebut akan dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilakukan oleh guru matematika yang bersangkutan, yang akan di bantu oleh peneliti dengan cara ikut mengamati proses pembelajaran yang berlangsung saat diterapkannya metode pemecahan masalah ini.
D.    Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di kemukakan maka penulis merumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :
“ penggunaan metode pembelajaran problem solving dapat menjadikan pembelajaran matematika lebih efektif selain itu probem solving ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa”.
E.     Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.       Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar siswa pada pelajaran matematika.
2.      Meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa terhadap pelajaran matematika dengan di terapkannya metode pembelajaran dengan pemecahan masalah (problem solving.
3.      Mengetahui pengajaran yang efektif untuk mengajarkan materi peluang pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Garawangi.
Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah :
1.      Bagi sekolah
a.       Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan bantuan kepada sekolah dalam memperbaiki sistem pembelajaran disekolah.
b.      Diperoleh panduan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan problem solving yang selanjutnya diharapkan dapat di pakai untuk pelajaran-pelajaran lain baik di SMA Negeri 1 Garawangi atau di SMP- SMP lainnya.
2.      Bagi Guru
a.       Dengan adanya penelitian tindakan kelas ini guru dapat mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan baik itu dengan merubah metode pembelajarn maupun merubah strategi belajar demi perbaikan prestasi belajar siswa dan tujuan yang hendak di capai dapat tercapai.
b.      Sebagai bahan untuk evaluasi guru terhadap metode-metode pembelajaran yang dipakai dalam proses belajar mengajar.
c.       Untuk melatih guru melakukan penelitian – penelitian tindakan kelas yang dapat dilakukan untuk perbaikan proses pembelajaran maupun prestasi belajara dari siswanya.
d.      Membantu mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran dan membuat siswa faham tentang apa yang di ajarkan dengan penggunaan metode pembelajaran problem solving.
3.      Bagi Siswa
a.       Sebagai salah satu cara dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
b.      Dengan motivasi belajar yang tinggi maka akan meningkatkan kemampuan dan prestasi belajar siswa.
c.       Mempermudah siswa dalam memahami dam memecahkan masalah dalam pelajaran matematika.
d.      Menghilanggkan pencintraan bahwa matematika itu sulit dan menjenuhkan, justru setelah penerapan metode problem solving ini matematika ini menjadi mudah dipahami.
F.     Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian tindakan kelas ini agar penelitian dapat lebih terfokus maka ruang lingkup dalam penelitiannya akan di jelaskan sebagai berikut:
1.      Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas yang akan lebih di fokuskan pada proses pembelajaran di kelas.
2.      Penggunaan metode pembelajaran dengan metode problem solving menjadi fokus penelitian.
3.      Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Garawangi kabupaten Kuningan
4.      Pokok bahasan yang akan menjadi bahan penelitian untuk menerapkan metode problem solving ini adalah pokok bahasan peluang, hal tersebut dikarenakan pada pokok bahasan peluang banyak anak yang mengalami kesulitan untuk memahaminya.
5.      Motivasi dan hasil belajar siswa menjadi hal yang akan di jadikan pengukuran  terhadap penelitian tersebut.

0 komentar: